PeiPeiNews - Pemerintah Federasi Rusia merealisasikan ancaman sanksi ekonomi kepada Turki, sebagai balasan atas jatuhnya Sukhoi Su-24 di perbatasan Suriah. Istana Kremlin menerbitkan dekrit yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin akhir pekan lalu.
Dalam dekrit itu, diatur secara detail penghentian impor bahan pangan dari Turki. Komoditas bahan baku industri dari Turki kepada perusahaan persenjataan seperti Armata dan Buk, turut dijabarkan.
Tak hanya dalam bidang perdagangan, Negeri Beruang Merah sekaligus mengimbau agen-agen perjalanan di negaranya menghentikan paket wisata ke Turki. Padahal turis asing paling banyak mengunjungi Turki berasal dari Jerman, disusul kemudian tiga juta orang asal Rusia. Sektor lain terpukul akibat dekrit tersebut adalah penangguhan kebijakan bebas visa Turki-Rusia yang seharusnya berlangsung pada 1 Januari 2016 mendatang.
Analis memperkirakan Turki berpotensi kehilangan miliaran Dollar pemasukan negara akibat kebijakan Rusia.
BBC melaporkan, Minggu (29/11), juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov, menilai sanksi ekonomi berlapis itu sepadan dengan apa yang sudah dilakukan militer Turki ketika menjatuhkan pesawat tempur mereka. Putin dan kabinetnya sepakat tidak menempuh pembalasan militer, kendati Moskow berkukuh pilot mereka bertindak sesuai prosedur terbang di wilayah Suriah.
"Reaksi kami ini terhitung wajar untuk apa yang sudah terjadi," kata Peskov.
Pemerintah Turki meradang setelah membaca deretan sanksi ekonomi itu. Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan sebetulnya ingin mengurangi ketegangan dengan Putin. Namun sambungan teleponnya ditolak oleh tim protokoler Kremlin.
Permintaan Erdogan untuk bertemu di Ibu Kota Paris di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP 21) di Paris, Prancis selama 30 November hingga 11 Desember, juga belum digubris Rusia.
"Sanksi ini sudah pasti membuat hubungan Ankara-Moskow sulit membaik," kata seorang pejabat tinggi Turki menolak disebut identitasnya kepada kantor berita Reuters kemarin.
Sebelum dekrit sanksi ekonomi ini diumumkan Rusia, Presiden Erdogan terlanjur ikut emosi karena Rusia menahan 39 pengusaha Turki tanpa alasan. Para pebisnis itu disebut-sebut melanggar aturan imigrasi tapi hampir pasti kasus mereka dibuat-buat, imbas insiden jet. "Rusia sebaiknya tidak bermain api," kata Erdogan.
1.Militer Turki telah beri 10 kali peringatan sebelum menembak jet Rusia
Satu unit jet Sukhoi Su-24 ditembak jatuh di Provinsi Latakia, perbatasan Suriah, Selasa (24/11). Menurut keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, yang menembak jatuh pesawat tempur itu adalah militer Turki.
Militer Turki menembak jatuh pesawat tempur Su-24 milik Rusia yang sedang menjalani misi penting di wilayah ISIS dekat perbatasan. Jet tempur Sukhoi itu ditembak jatuh oleh F-16 karena dianggap mengabaikan 10 kali peringatan yang dilakukan selama 15 menit.
"Jet tempur kami terbang di ketinggian 6.000 meter untuk melakukan pengintaian dan selalu terbang di wilayah udara Suriah," seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemenhan Rusia.
Pada video yang beredar, maupun foto-foto di jejaring sosial, Su-24 itu dihantam rudal hingga terbakar di udara. Pilot dilaporkan berhasil menyelamatkan diri sebelum jatuh.
2. Turki berdalih wilayahnya terancam
Rusia beberapa kali dianggap melanggar wilayah udara Turki ketika menyerang basis pemberontak maupun ISIS di Suriah. Pemerintah Negeri Beruang Merah menepis kemungkinan pihaknya yang bersalah sehingga ditembak jatuh.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu balik mengkritik Rusia lantaran hal tersebut dinilai tak tahu adat. Adalah hak sebuah negara berdaulat untuk menyerang pesawat militer asing yang memasuki wilayah mereka tanpa izin.
"Kami ingin komunitas internasional memahami bahwa pemerintah Turki siap mengorbankan perdamaian, jika keamanan dan kehidupan warga kami di perbatasan terancam. Adalah hak kami mempertahankan kedaulatan setelah peringatan kami tidak diindahkan," kata Davutoglu dalam jumpa pers.
3. Turki buka rekaman peringatan sebelum Sukhoi ditembak jatuh
Kopilot jet tempur Sukhoi Su-24 yang ditembak jatuh di perbatasan Suriah, Kapten Konstantin Murahtin, mengklaim tidak ada upaya Turki menghubungi pihaknya sebelum mengirim dua jet F-16. Dia meyakini pesawatnya tiba-tiba ditembak jatuh tanpa alasan.
Militer Turki membantah klaim Murahtin. Seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, Kamis (26/11). Rekaman suara peringatan menara pengawas sebelum menembak jatuh jet Rusia tersebut dirilis.
Percakapan dalam bahas Inggris itu menunjukkan operator udara Turki memperingatkan Sukhoi agar mengganti haluan.
"Ini adalah Militer Udara Turki, anda mendekat ke wilayah udara Turkim rubah arah tujuan sekarang, ini adalah peringatan", ungkap rekaman tersebut.
Peringatan ini dikeluarkan oleh Pangkalan Udara Diyarbakir dan bukan oleh pilot F-16. Turki memutuskan menembak jatuh Sukhoi itu, karena 10 kali diperingatkan tetap membandel. Dalam versi Turki, peringatan itu diberikan 5 menit sebelum Sukhoi memasuki wilayah mereka. Pesawat lalu dijatuhkan 17 detik selepas kawasan udara Turki diterobos pihak Rusia.
4. Turki rilis gambar jejak deteksi radar dari jet Rusia
Klaim yang diungkap Angkatan Udara Turki dibantah mentah-mentah oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Mereka membela para pilotnya, dan menyebut pesawat tempurnya tak melintasi perbatasan dan terus berada di wilayah Suriah.
Guna memperkuat klaim tersebut, militer Turki mengungkap hasil deteksi radar militernya. Dalam radar tersebut, dua pesawat Su-24 Rusia memang melanggar perbatasan dan tertangkap sedang melintas melewati selatan Turki.
Dalam radar itu, jejak penerbangan pesawat Su-24 digambarkan dengan warna merah. Sebelum melintasi udara Turki, kedua jet tersebut sedang berputar-putar di bagian utara Suriah yang dikuasai ISIS.
Sementara, F-16 Turki diberi warna abu-abu langsung menuju lokasi penembakan. Kedua pesawat itu langsung bertemu dan tanpa menunggu lama pilot Turki langsung menembakkan misil ke arah Su-24.
Su-24 sempat mencoba menghindari tembakan yang dilancarkan Turki, dan sempat terbang melewati perbatasan sebelum akhirnya jatuh di wilayah Suriah. Meski begitu, kedua pilot dilaporkan berhasil menyelamatkan diri sebelum pesawatnya menghantam bumi.
5. Erdogan: Seandainya tahu itu jet Rusia, kami tak akan tembak jatuh.
Insiden dijatuhkannya jet Rusia Su-24 militer Turki disebut Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai tugas yang memang sudah seharusnya dilakukan oleh Angkatan Udara mereka. Presiden Turki mengatakan bila negaranya tidak akan meminta maaf terkait insiden di perbatasan Suriah itu.
"Jet F16 kami hanya menjalankan kewajiban mereka, yang mana menembak jatuh Su-24 yang kami klaim telah memasuki wilayah udara Turki selama 17 detik," ujar Erdogan seperti dikutip the Independent, Jumat (27/11).
Erdogan menegaskan bahwa seharusnya pihak pengacau wilayah udara Turki yang seharusnya meminta maaf. "Pilot kami hanya menjalankan tugasnya yang tanggap kepada adanya pelanggaran aturan, ini yang seharusnya menjadi inti pembicaraan," tegasnya.
Kendati begitu, dalam wawancara terpisah, Erdogan mengatakan bila pihaknya tidak segera menyadari bahwa pesawat yang melanggar wilayah udara mereka adalah milik Rusia. Mungkin militernya akan melakukan manuver berbeda jika mengetahui dari mana jet itu berasal.
"Seandainya kami tahu itu adalah pesawat Rusia, kami mungkin akan memperingatkannya dengan cara berbeda. Namun begitu pilot kami tahu aturan yang dipegang dan harus melaksanakan tugas mereka untuk melindungi wilayah udara Turki," katanya saat melakukan wawancara khusus kepada wartawan FRANCE24, Marc Perelman di Ankara, Kamis (26/11).
Dalam wawancara tersebut Mar juga menyinggung apakah Turki akan melakukan permintaan maaf atas kejadian ini. Namun Erdogan mengatakan bila secara pribadi telah melakukan sambungan telepon dengan Presiden Putin namun diacuhkan.
"Kita perlu membicarakan tentang apa yang terjadi, namun Putin tidak membalas telepon saya,"
0 comments:
Post a Comment