Saturday, November 28, 2015
Seni Menikmati Nightlife di Negeri Orang
Nightlife atau kehidupan malam seringkali menjadi salah satu destinasi tidak tertulis saat kita berkunjung ke suatu tempat dalam kunjungan wisata. Hotel-hotel pun dalam mempromosikan diri selalu menambahkan poin Nightlife dalam fasilitas yang dimiliki atau paling tidak sejauh dan sebanyak apa Nightlife area yang dapat dicapai dari hotel tersebut.
Nightlife sendiri punya dua arti walaupun sama-sama kehidupan malam. Yang pertama bisa diasumsikan sebagai pusat-pusat jajanan di malam hari yang buka hingga tengah malam, meliputi pusat kuliner dan street market atau pasar malam.
Hampir semua kota besar mempunyai kawasan seperti ini di mana kehidupan malamnya berlangsung hingga dinihari.
Sedangkan makna kedua, nightlife bisa diartikan semacam aktivitas hiburan dewasa, meliputi hang out di kafe-kafe sambil dihibur oleh pertunjukan music dan dance, klab malam, bar, diskotek , karaoke dan sejenisnya yang mengandung nikotin eh maksiat.
Dalam memilih hotel untuk menginap di suatu tempat, para traveler yang membawa keluarga hendaknya cermat menentukan tempatnya menginap. Jangan sampai salah pilih, hotel yang di-booking ternyata di kawasan red-light alias lampu merah di mana wanita wanita penghibur alias pelacur lalu lalang bahkan berani ketuk pintu kamar menawarkan selimut hidup. Namun kalau Anda tidak bawa keluarga, melajang dan memang berniat spend the day atau spend the night dengan wanita seperti itu ya mau bilang apa? Tinggal tepuk kantong, tanya iman, hitung uang, jangan sampai diporotin lalu jadi gelandangan di negeri orang.
Alangkah baiknya bila sebelum memesan hotel -terutama jika via online- kita bertanya kepada hotel yang bersangkutan melalui email atau telepon, bagaimana situasi di sekitar maupun di hotel, apakah memang "clean" dari cewek-cewek malam , banci dan sebagainya atau tidak. Sebab jika tidak niat apalagi membawa keluarga, istri dan anak-anak, tentu hal ini jadi masalah yang akan merusak suasana hati saat berwisata. Lagipula tidak elok dilihat anak-anak.
Kota Medan, termasuk salah satu yang nightlifenya menjadi destinasi traveler meski jumlahnya tidak banyak. Hal itu karena Medan sangat miskin dengan destinasi-destinasi wisata, hanya itu ke itu saja, tidak seperti Singapura dan Malaysia yang terus berinovasi menciptakan destinasi baru. Akibatnya, tamu tamu yang datang ujung-ujungnya memilih hang out keluar hotel ke tempat dugem seperti diskotek, pub, bar dan karaoke, tentu dengan didampingi cewek bayaran.
Beda sekali dengan negeri lain. Di malam hari ada banyak tujuan untuk spend the night, misalnya Bangkok di mana ada Pratunam sebuah street market yang buka sampai tengah malam. Begitu juga di Kuala Lumpur dengan kawasan Petalingnya. Di Jepang, nightlife di Shibuya yang meriah dan sangat mahal.
0 comments:
Post a Comment