Saturday, November 28, 2015
PPATK Temukan Dana Terorisme Rp 7 M dari Australia
Jakarta - Beberapa waktu yang lalu, PPATK menemukan adanya aliran dana senilai Rp 7 miliar dari Australia untuk pendanaan terorisme di Indonesia. Sebagai tindak lanjut, lembaga intelijen keuangan ini berkoordinasi dengan Densus 88.
"PPATK dalam hal ini juga bekerjasama dengan Densus 88 untuk membuka jaringan yang di Indonesia yang dapat ditengarai dari adanya hubungan transaksi keuangan antara satu dengan lainnya dan terlacaknya hubungan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang diduga merupakan jaringan di luar negeri, di Australia," kata Wakil Kepala PPATK Agus Santoso dalam perbincangan, Sabtu (28/11/2015).
Koordinasi itu termasuk membawa data transaksi keuangan ke Densus 88. Oleh Detasemen Khusus Antiteror itu, kata Agus, data akan diverifikasi lebih lanjut.
Sebagaimana diketahui Densus 88 tentu sudah mengantongi nama-nama terduga teroris maupun peta kekuatannya. Data dari PPATK bisa menambah database Densus.
"Tentu Densus 88 perlu melakukan verifikasi terhadap temuan ini dan bisa bekerja sama dengan otoritas di Australia. Mengingat dengan temuan ini maka jelas bahwa negara-negara tidak akan bekerja sendirian tetapi harus membangun kerja sama yang lebih intens," ujar Agus.
Lebih jauh, Agus mengatakan PPATK menjadi salah satu pihak yang vokal dalam menyuarakan agar lembaga intelijen keuangan antarnegara melakukan koordinasi satu sama lain. Dengan begitu, pelaku terorisme akan lebih mudah untuk diungkap.
"PPATK mendorong terjalinnya kerjasama regional negara-negara yang berbatasan seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand dan Australia. Inisiatif ini sudah disampaikan pada acara CFT Summit di Sidney pada 15-16 November yang lalu, antara lain dengan membangun pertukaran informasi secara spontak yang lebih aktif dan pelatihan analisis bersama dan membangun regional risk assesment bersama," kata Agus.
0 comments:
Post a Comment