Monday, November 30, 2015
Rusia Resmi Jatuhkan sanksi Ekonomi Untuk Turki
PeiPeiNews - Pemerintah Federasi Rusia merealisasikan ancaman sanksi ekonomi kepada Turki, sebagai balasan atas jatuhnya Sukhoi Su-24 di perbatasan Suriah. Istana Kremlin menerbitkan dekrit yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin akhir pekan lalu.
Dalam dekrit itu, diatur secara detail penghentian impor bahan pangan dari Turki. Komoditas bahan baku industri dari Turki kepada perusahaan persenjataan seperti Armata dan Buk, turut dijabarkan.
Tak hanya dalam bidang perdagangan, Negeri Beruang Merah sekaligus mengimbau agen-agen perjalanan di negaranya menghentikan paket wisata ke Turki. Padahal turis asing paling banyak mengunjungi Turki berasal dari Jerman, disusul kemudian tiga juta orang asal Rusia. Sektor lain terpukul akibat dekrit tersebut adalah penangguhan kebijakan bebas visa Turki-Rusia yang seharusnya berlangsung pada 1 Januari 2016 mendatang.
Analis memperkirakan Turki berpotensi kehilangan miliaran Dollar pemasukan negara akibat kebijakan Rusia.
BBC melaporkan, Minggu (29/11), juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov, menilai sanksi ekonomi berlapis itu sepadan dengan apa yang sudah dilakukan militer Turki ketika menjatuhkan pesawat tempur mereka. Putin dan kabinetnya sepakat tidak menempuh pembalasan militer, kendati Moskow berkukuh pilot mereka bertindak sesuai prosedur terbang di wilayah Suriah.
"Reaksi kami ini terhitung wajar untuk apa yang sudah terjadi," kata Peskov.
Pemerintah Turki meradang setelah membaca deretan sanksi ekonomi itu. Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan sebetulnya ingin mengurangi ketegangan dengan Putin. Namun sambungan teleponnya ditolak oleh tim protokoler Kremlin.
Permintaan Erdogan untuk bertemu di Ibu Kota Paris di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP 21) di Paris, Prancis selama 30 November hingga 11 Desember, juga belum digubris Rusia.
"Sanksi ini sudah pasti membuat hubungan Ankara-Moskow sulit membaik," kata seorang pejabat tinggi Turki menolak disebut identitasnya kepada kantor berita Reuters kemarin.
Sebelum dekrit sanksi ekonomi ini diumumkan Rusia, Presiden Erdogan terlanjur ikut emosi karena Rusia menahan 39 pengusaha Turki tanpa alasan. Para pebisnis itu disebut-sebut melanggar aturan imigrasi tapi hampir pasti kasus mereka dibuat-buat, imbas insiden jet. "Rusia sebaiknya tidak bermain api," kata Erdogan.
0 comments:
Post a Comment