
Saat ini, telah cukup banyak perusahaan teknologi yang mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak alias drone. Mulai dari perusahaan internet Tencent, produsen smartphone Xiaomi, hingga produsen kamera GoPro, kini telah mempunyai produk drone mereka masing-masing.
Meski lebih sering digunakan untuk keperluan fotografi, drone sebenarnya menyimpan potensi untuk membantu tugas manusia dalam berbagai hal, termasuk dalam penanggulangan bencana alam. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan drone dalam membantu perbaikan infrastruktur maupun penyelamatan korban seusai terjadinya bencana.
Untuk mengatasi hal itu, pada tanggal 14 Oktober 2016 yang lalu Rwanda meluncurkan sebuah program pengiriman obat dan darah menggunakan drone. Pengiriman bahan-bahan medis yang biasanya membutuhkan waktu beberapa jam hingga berhari-hari, kini bisa terlaksana hanya dalam hitungan menit.
Layanan ini bisa terwujud berkat kerja sama pemerintah Rwanda dengan startup drone asal Amerika Serikat Zipline, yayasan milik perusahaan kurir UPS Foundation, serta yayasan Bill Gates yang bernama Gavi. Biaya yang dibutuhkan untuk mengirim dengan drone ini pun tak jauh berbeda dengan biaya pengiriman lewat motor yang dilakukan selama ini.

Jaringan telekomunikasi merupakan hal yang sangat penting, terutama ketika terjadi bencana. Apabila ada masalah yang terjadi pada jaringan tersebut, proses penanggulangan bencana serta penyelamatan korban pun bisa terhambat.
Oleh karena itu, perusahaan telekomunikasi di Amerika Serikat Verizon memutuskan untuk meluncurkan drone demi memeriksa kondisi jaringan BTS mereka saat terjadi badai Matthew beberapa waktu yang lalu. Hal itu mereka lakukan karena beberapa daerah masih tidak bisa dilalui oleh kendaraan darat.
Apabila ada kerusakan yang terjadi pada sebuah fasilitas mereka, Verizon pun akan langsung mengirimkan perahu dengan teknisi, serta perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperbaikinya.
Ketika bencana badai Matthew melanda Amerika Serikat justru ada sebuah kejadian menarik saat seorang operator drone mengunggah video rekaman dari lokasi yang terkena dampak badai di media sosial. Seorang pengguna Twitter yang melihat video tersebut mengatakan kalau ia melihat rumah saudaranya di video tersebut, dan penghuninya masih terperangkap di dalam rumah itu.
Pilot dari drone tersebut kemudian menggunakan drone miliknya untuk mengarahkan tim penyelamat ke rumah yang dimaksud. Penghuni rumah tersebut pun akhirnya bisa dievakuasi dengan aman.

Salah satu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat setelah terjadinya bencana adalah penggantian dari perusahaan asuransi terhadap kerusakan rumah mereka. Hal ini ternyata sangat dimengerti oleh beberapa perusahaan asuransi.
Masih dalam kasus badai Matthew di Amerika Serikat, perusahaan asuransi Allstate dan Travelers pun mengirimkan drone untuk memeriksa kondisi kerusakan yang terjadi terhadap rumah-rumah di lokasi bencana. Dengan cara ini, mereka pun bisa memberi penilaian terhadap kerusakan rumah dengan lebih cepat dan lebih aman.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia pun disebut-sebut memanfaatkan drone saat mereka hendak menghitung kerugian yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah.
Meski lebih sering digunakan untuk keperluan fotografi, drone sebenarnya menyimpan potensi untuk membantu tugas manusia dalam berbagai hal, termasuk dalam penanggulangan bencana alam. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan drone dalam membantu perbaikan infrastruktur maupun penyelamatan korban seusai terjadinya bencana.
Mengirimkan obat
Dalam kondisi tertentu, sulit bagi pemerintah untuk mengirimkan bantuan makanan maupun obat ke lokasi bencana, baik karena dahsyatnya bencana maupun akses jalan yang sulit. Hal ini dialami oleh Rwanda, sebuah negara di Afrika, yang harus mengirimkan obat dan bantuan darah ke daerah terpencil di bagian barat negara tersebut.Untuk mengatasi hal itu, pada tanggal 14 Oktober 2016 yang lalu Rwanda meluncurkan sebuah program pengiriman obat dan darah menggunakan drone. Pengiriman bahan-bahan medis yang biasanya membutuhkan waktu beberapa jam hingga berhari-hari, kini bisa terlaksana hanya dalam hitungan menit.
Layanan ini bisa terwujud berkat kerja sama pemerintah Rwanda dengan startup drone asal Amerika Serikat Zipline, yayasan milik perusahaan kurir UPS Foundation, serta yayasan Bill Gates yang bernama Gavi. Biaya yang dibutuhkan untuk mengirim dengan drone ini pun tak jauh berbeda dengan biaya pengiriman lewat motor yang dilakukan selama ini.
Membenahi jaringan telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi merupakan hal yang sangat penting, terutama ketika terjadi bencana. Apabila ada masalah yang terjadi pada jaringan tersebut, proses penanggulangan bencana serta penyelamatan korban pun bisa terhambat.
Oleh karena itu, perusahaan telekomunikasi di Amerika Serikat Verizon memutuskan untuk meluncurkan drone demi memeriksa kondisi jaringan BTS mereka saat terjadi badai Matthew beberapa waktu yang lalu. Hal itu mereka lakukan karena beberapa daerah masih tidak bisa dilalui oleh kendaraan darat.
Apabila ada kerusakan yang terjadi pada sebuah fasilitas mereka, Verizon pun akan langsung mengirimkan perahu dengan teknisi, serta perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperbaikinya.
Pencarian dan penyelamatan korban
Hal terpenting dari proses penanggulangan bencana adalah menolong sebanyak mungkin korban selamat. Untuk mempercepat proses ini, dalam bencana tanah longsor di Garut misalnya, pemerintah pun memanfaatkan drone milik Badan SAR Nasional (Basarnas).Ketika bencana badai Matthew melanda Amerika Serikat justru ada sebuah kejadian menarik saat seorang operator drone mengunggah video rekaman dari lokasi yang terkena dampak badai di media sosial. Seorang pengguna Twitter yang melihat video tersebut mengatakan kalau ia melihat rumah saudaranya di video tersebut, dan penghuninya masih terperangkap di dalam rumah itu.
Pilot dari drone tersebut kemudian menggunakan drone miliknya untuk mengarahkan tim penyelamat ke rumah yang dimaksud. Penghuni rumah tersebut pun akhirnya bisa dievakuasi dengan aman.
Pemeriksaan kerusakan oleh perusahaan asuransi dan pemerintah

Salah satu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat setelah terjadinya bencana adalah penggantian dari perusahaan asuransi terhadap kerusakan rumah mereka. Hal ini ternyata sangat dimengerti oleh beberapa perusahaan asuransi.
Masih dalam kasus badai Matthew di Amerika Serikat, perusahaan asuransi Allstate dan Travelers pun mengirimkan drone untuk memeriksa kondisi kerusakan yang terjadi terhadap rumah-rumah di lokasi bencana. Dengan cara ini, mereka pun bisa memberi penilaian terhadap kerusakan rumah dengan lebih cepat dan lebih aman.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia pun disebut-sebut memanfaatkan drone saat mereka hendak menghitung kerugian yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah.
0 comments:
Post a Comment