Teknologi virtual reality (VR) belakangan ini tengah hangat diperbincangkan, dan sepertinya popularitas VR masih akan terus naik sampai tahun depan. Perusahaan riset Gartner menyatakan bahwa VR akan mengalami perkembangan pesat sepanjang 2016 hingga 2017.
Menurut prediksi Gartner, total perangkat VR yang akan terjual sepanjang tahun 2016 adalah sekitar 1,4 juta unit, jauh meningkat dari “hanya” 140.000 unit di 2015. Tren VR juga diprediksi masih berlanjut di tahun 2017 sehingga perusahaan-perusahaan produsen perangkat VR akan menuai panen, dengan perkiraan total penjualan perangkat di seluruh dunia mencapai 6,3 juta unit.
Melihat pesatnya perkembangan VR, sepertinya VR akan merambah lebih jauh dari game dan hiburan. Berikut ini adalah prediksi bagaimana VR akan mempengaruhi banyak hal di masa depan.
Dikutip dari Mashable, rata-rata smartphone yang sudah tersedia di pasaran saat ini memang dapat mendukung aplikasi VR yang cukup baik. Namun, sejumlah permasalahan masih dihadapi oleh sejumlah smartphone.
Untuk memberikan pengalaman VR yang sempurna, smartphone harus dapat mengikuti pergerakan pengguna dan menampilkan gambar tanpa jeda. Sementara, masih ada isu latency atau jeda waktu yang menyebabkan gambar VR terputus-putus hingga dapat menyebabkan motion sickness dan mengganggu kenyamanan pengguna.
Besarnya penjualan VR tidak dipungkiri akan meningkatkan kebutuhan orang untuk membeli smartphone yang kompatibel. Bisa jadi, pabrikan smartphone akan menaikkan spesifikasinya untuk mengikuti tren dan memikat calon pembeli.
Bayangkan bila anak-anak sekolah bisa melihat seperti apa kehidupan manusia di zaman purba, atau melihat bagaimana hewan-hewan yang telah punah berinteraksi antara satu dengan yang lain. Lalu, murid-murid bisa melihat proses pernafasan dari dalam dengan “masuk” ke dalam tubuh manusia.
Hal-hal tersebut bisa menjadi mungkin dengan adanya VR. Sebuah sekolah di Irlandia sudah menguji coba hal ini dengan mengajak para siswa bereksperimen menggunakan VR untuk membuat dunia virtual sendiri setelah melihat situs bersejarah yang mereka kunjungi.
Dengan adanya VR, pelajaran bisa dikemas dengan lebih menarik. Para guru juga bisa membawa murid-muridnya ke tempat-tempat yang tidak mungkin dikunjungi di dunia nyata agar pelajaran lebih mudah dipahami.
Selain itu, di Amerika Serikat dan Eropa para penderita serangan jantung dan cedera otak bahkan sudah bisa memanfaatkan VR untuk rehabilitasi. Hal ini dimungkinkan berkat teknologi yang diciptakan oleh sebuah perusahaan bernama MindMaze dengan memanfaatkan VR.
Pastinya, inovasi VR tidak akan berhenti sampai di situ saja. Masih banyak permasalahan lain di industri kesehatan yang dapat dipecahkan dengan VR.
Tidak hanya ketiga aspek di atas, tentu masih banyak hal lain yang akan terkena efek popularitas VR di masa depan. Bagaimana para ahli melihat perkembangan VR dan pengaruh VR bagi banyak orang di tahun 2017?
Kamu bisa mendapatkan jawaban lebih banyak tentang masa depan VR di Developer Stage dalam Konferensi Tech in Asia Jakarta 2016 pada tanggal 16 dan 17 November 2016 nanti.
Head of VR dan Chief of Marketing dari Octagon Studio, perusahaan VR yang berbasis di Indonesia, akan membagikan insight menarik tentang VR dalam salah satu topik yang diangkat di Developer Stage, yaitu “How VR Startups Will Impact You in 2017”.
Menurut prediksi Gartner, total perangkat VR yang akan terjual sepanjang tahun 2016 adalah sekitar 1,4 juta unit, jauh meningkat dari “hanya” 140.000 unit di 2015. Tren VR juga diprediksi masih berlanjut di tahun 2017 sehingga perusahaan-perusahaan produsen perangkat VR akan menuai panen, dengan perkiraan total penjualan perangkat di seluruh dunia mencapai 6,3 juta unit.
Melihat pesatnya perkembangan VR, sepertinya VR akan merambah lebih jauh dari game dan hiburan. Berikut ini adalah prediksi bagaimana VR akan mempengaruhi banyak hal di masa depan.
Smartphone yang ramah VR
Dikutip dari Mashable, rata-rata smartphone yang sudah tersedia di pasaran saat ini memang dapat mendukung aplikasi VR yang cukup baik. Namun, sejumlah permasalahan masih dihadapi oleh sejumlah smartphone.
Untuk memberikan pengalaman VR yang sempurna, smartphone harus dapat mengikuti pergerakan pengguna dan menampilkan gambar tanpa jeda. Sementara, masih ada isu latency atau jeda waktu yang menyebabkan gambar VR terputus-putus hingga dapat menyebabkan motion sickness dan mengganggu kenyamanan pengguna.
Besarnya penjualan VR tidak dipungkiri akan meningkatkan kebutuhan orang untuk membeli smartphone yang kompatibel. Bisa jadi, pabrikan smartphone akan menaikkan spesifikasinya untuk mengikuti tren dan memikat calon pembeli.
Pendidikan
Bayangkan bila anak-anak sekolah bisa melihat seperti apa kehidupan manusia di zaman purba, atau melihat bagaimana hewan-hewan yang telah punah berinteraksi antara satu dengan yang lain. Lalu, murid-murid bisa melihat proses pernafasan dari dalam dengan “masuk” ke dalam tubuh manusia.
Dengan adanya VR, pelajaran bisa dikemas dengan lebih menarik. Para guru juga bisa membawa murid-muridnya ke tempat-tempat yang tidak mungkin dikunjungi di dunia nyata agar pelajaran lebih mudah dipahami.
Kesehatan
Keberadaan VR untuk kesehatan dapat berfungsi sebagai alat simulator. Misalnya, seorang dokter ingin mencari posisi yang aman untuk mengoperasi pasien dengan kondisi kritis. Untuk menekan risiko kegagalan, dokter bisa membuat simulasi tubuh dan kondisi pasien, lalu menciptakan skenario pembedahan yang paling aman sebelum prosedur operasi dilangsungkan.Selain itu, di Amerika Serikat dan Eropa para penderita serangan jantung dan cedera otak bahkan sudah bisa memanfaatkan VR untuk rehabilitasi. Hal ini dimungkinkan berkat teknologi yang diciptakan oleh sebuah perusahaan bernama MindMaze dengan memanfaatkan VR.
Pastinya, inovasi VR tidak akan berhenti sampai di situ saja. Masih banyak permasalahan lain di industri kesehatan yang dapat dipecahkan dengan VR.
Tidak hanya ketiga aspek di atas, tentu masih banyak hal lain yang akan terkena efek popularitas VR di masa depan. Bagaimana para ahli melihat perkembangan VR dan pengaruh VR bagi banyak orang di tahun 2017?
Kamu bisa mendapatkan jawaban lebih banyak tentang masa depan VR di Developer Stage dalam Konferensi Tech in Asia Jakarta 2016 pada tanggal 16 dan 17 November 2016 nanti.
Head of VR dan Chief of Marketing dari Octagon Studio, perusahaan VR yang berbasis di Indonesia, akan membagikan insight menarik tentang VR dalam salah satu topik yang diangkat di Developer Stage, yaitu “How VR Startups Will Impact You in 2017”.
0 comments:
Post a Comment